Kamis, 31 Juli 2008

Beritahukanlah

by: Nadia

Suatu hari seorang guru bertanya kepada murid-muridnya untuk menuliskan daftar nama teman-teman sekelasnya dalam dua lembar kertas, menyisakan sebaris jarak di antara setiap nama.

Kemudian dia meminta mereka untuk memikirkan hal-hal yang paling menyenangkan dari setiap temannya dan menuliskannya di bawah nama mereka di dalam kertas tersebut.

Setiap murid berusaha untuk memikirkan hal-hal yang baik dari teman-teman mereka. Mereka pun menyerahkan tugas mereka kepada sang guru di akhir sesi pelajaran.

Pada Hari Sabtu, guru tersebut menuliskan setiap nama di atas kertas yang berbeda kemudian membuat daftar dari setiap kata-kata yang dituliskan teman-temannya mengenai murid tersebut.

Pada Hari Senin, dia memberikan daftar-daftar tersebut kepada setiap murid sesuai dengan nama mereka. Setiap murid yang membaca daftar mereka tersenyum senang. “Benarkah?” Guru tersebut mendengar beberapa bisikan dari beberapa murid, “Tak pernah kusangka aku bisa berarti bagi teman-temanku!” dan “Tak pernah ku tahu teman-temanku begitu menyukaiku!” merupakan salah satu komentar yang paling sering didengar sang guru.

Tak ada lagi yang pernah menyebutkan tentang kertas tersebut di kelas. Sang guru tak pernah tahu apakah mereka membicarakannya setelah kelas usai, atau memberitahukannya kepada orang tua mereka. Hal itu tidaklah menjadi masalah. Tugas tersebut telah mencapai tujuannya. Setiap murid sangat senang dengan diri mereka dan juga dengan teman-teman mereka.

Beberapa tahun kemudian, salah satu murid tersebut yang bernama Mark terbunuh di Vietnam. Guru tersebut menghadiri upacara pemakamannya. Semua teman-teman sekelas Mark yang dulu juga berada di Gereja tersebut.

Ketika guru tersebut berdiri di sisi peti jenazah, salah satu teman Mark di kemiliteran mendekatinya dan bertanya, “Apakah anda adalah guru matematika Mark dulu?”

Guru tersebut mengangguk. Kemudian temannya berkata, “Mark sering membicarakan anda.”

Setelah upacara pemakaman, teman sekelas Mark dulu berkumpul. Kedua orang tua Mark juga ada di sana. Mereka sepertinya sangat ingin sekali berbicara dengan sang guru.

“Kami ingin menunjukkan sesuatu kepada anda.” Kata ayah Mark sambil mengeluarkan dompetnya dari sakunya, “Mereka menemukan ini ketika Mark terbunuh. Kami kira anda pasti mengenalinya.”

Dengan perlahan guru tersebut membuka lipatan kertas yang sudah sobek dan direkat kembali. Kelihatan sekali kertas tersebut sangat sering dibuka dan dilipat beberapa kali. Dia sangat mengenali kertas tersebut tanpa perlu mengamatinya. Kertas tersebut merupakan daftar yang dibuatnya dulu yang berisi hal-hal baik yang dipikirkan teman-temannya mengenai dirinya.

“Terimakasih banyak sudah memberikan tugas itu dulu.” Kata ibu Mark, “Seperti yang anda lihat, Mark sangat menjaganya.” Mantan teman sekelas Mark kemudian mulai mendekat dan berkumpul.

Charlie tersenyum sipu dan berkata, “Aku masih memiliki daftarku. Aku menempelkannya di bagian atas meja belajarku.”

Istri Chuck berkata, “Chuck meminta saya untuk memajangnya di album foto pernikahan kami.”

“Punyaku juga masih kusimpan.” Kata Marlyn, “Ada di dalam diaryku.”

Kemudian Vicki mengeluarkan dompetnya dan memperlihatkan daftarnya, “Aku membawanya setiap saat, kukira semua dari kita menyimpannya.”

Saat itulah, guru tersebut langsung terduduk dan menangis. Dia menangisi Mark dan semua teman-temannya yang tidak akan bisa melihatnya lagi.

Populasi dalam masyarakat begitu padat yang sering membuat kita lupa bahwa hidup kita akan berakhir suatu saat. Kita juga tak akan tahu kapan hal tersebut akan terjadi.

Oleh karena itu, katakanlah kepada orang-orang yang engkau sayangi dan kasihi, bahwa mereka spesial. Beritahukanlah kepada mereka, sebelum semuanya terlambat.

May Your Day Be Blessed As Special As You Are

GOD BLESS YOU..

Bersyukurlah

by: Nadia

Seorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya. Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datang ke samping tokonya. Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lagi. Maka, ia menghampiri anjing itu dan melihat ada suatu catatan di mulut anjing itu. Ia mengambil catatan itu dan membacanya, 'Tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba. Uangnya ada di mulut anjing ini.'

Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada uang sebesar 10 dollar di sana . Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung plastik dan diletakkan kembali di mulut anjing itu.

Si penjual daging sangat terkesan. Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup tokonya dan berjalan mengikuti si anjing. Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan dan sampai ke tempat penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya, melompat dan menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dengan sabar dengan kantung plastik di mulut, sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau. Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual daging mengikutinya.

Anjing tsb kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat 'Papan informasi jam perjalanan '. Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya.
Si anjing melihat 'Papan informasi jam perjalanan' dan kemudian duduk di salah satu bangku yang disediakan.

Sebuah bus datang, si anjing menghampirinya dan melihat nomor bus dan kemudian kembali ketempat duduknya. Bus lain datang. Sekali lagi si anjing menghampiri dan melihat nomor busnya. Setelah melihat bahwa bus tersebut adalah bus yang benar, si anjing naik. Si penjual daging, dengan kekagumannya mengikuti anjing itu dan naik ke bus tersebut.

Bus berjalan meninggalkan kota , menuju ke pinggiran kota. Si anjing melihat pemandangan sekitar. Akhirnya ia bangun dan bergerak ke depan bus, ia berdiri dengan 2 kakinya dan menekan tombol agar bus berhenti. Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di mulutnya. Anjing tersebut berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si penjual daging.

Si anjing berhenti pada suatu rumah, ia berjalan menyusuri jalan kecil dan meletakkan kantung plastik pada salah satu anak tangga. Kemudian, ia mundur, berlari dan membenturkan dirinya ke pintu. Ia mundur, dan kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tsb. Tidak ada jawaban dari dalam rumah, jadi si anjing kembali melalui jalan kecil, melompati tembok kecil dan berjalan sepanjang batas kebun tersebut. Ia menghampiri jendela dan membenturkan kepalanya beberapa kali, berjalan mundur, melompat balik dan menunggu di pintu.

Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka pintu dan mulai menyiksa anjing tersebut, menendangnya, memukulinya, serta menyumpahinya. Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tersebut, 'Apa yang kaulakukan ..? Anjing ini adalah anjing yg jenius. Ia bisa masuk televisi untuk kejeniusannya.'

Pria itu menjawab, 'Kaukatakan anjing ini pintar ...? Dalam minggu ini sudah dua kali anjing bodoh ini lupa membawa kuncinya..!'

Mungkin hal serupa pernah terjadi dalam kehidupan Anda.
Sesuatu yang bagi Anda kurang memuaskan, mungkin adalah sesuatu yang sangat luar biasa bagi orang lain.

Yang membedakan hanyalah seberapa besar penghargaan kita.
Pemilik anjing tidak menghargai kemampuan si anjing dan hanya terfokus pada kesalahannya semata, sehingga menganggapnya anjing yang bodoh.

Sebaliknya, sang pemilik toko menganggap anjing tersebut luar biasa pintarnya karena mampu berbelanja sendirian. Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa setiap harinya kita menghadapi pilihan yang sama.

Kita punya dua pilihan dalam menghadapi hidup ini, apakah hendak mengeluh atas berbagai hal yang kurang memuaskan, atau bersyukur atas berbagai karunia yang telah kita terima.

Tuhan telah mengkaruniai Anda dengan 86.400 detik per hari. Sudah adakah yang Anda gunakan untuk mengucap syukur?

Heart of Worship

Lord Jesus,
I'm coming back to the Heart of Worship
It's all about YOU
It's all about YOU,

Jesus...

Selasa, 22 April 2008

worship = your live

Worship is not only
something we do
when we lift our hand and voices
in praise.

It is the way we live.